Buku Sekolah Elektronik Gratis untuk Siswa-Siswi Indonesia

Terobosan Baru

Buku Sekolah Elektronik (BSE) merupakan sebuah terobosan baru dari pemerintah, memberikan buku gratis untuk disebarluaskan via internet. Salah satu bentuk pendekatan dari e-Learning menurut saya. Mengapa saya bisa mengatakan demikian? Karena jenis ini dapat dikategorikan sebagai bentuk dari asychronous Learning, yaitu pembelajaran yang tidak dilakukan secara langsung ( dikuatkan dengan fasilitas baca secara online di web resmi BSE di sini ). Dengan adanya buku sekolah elektronik ini, menurut saya, pemerintah telah melakukan pendekatan yang selangkah lebih maju di bidang ICT (Information and Communication Technology).

Membiasakan mencari dan menggunakan buku elektronik menyebabkan siswa-siswi bahkan orang tua berusaha menggunakan salah satu teknologi informasi, yaitu internet. Harapan kedepan, perbaiki infrastruktur yang ada di Indonesia seperti yang saya usulkan di sini , yaitu mengenai pemakaian fiber optic cable dapat segera direalisasikan, guna memberikan kemudahan bagi pelajar di Indonesia untuk mendapatkan informasi terbaru di Internet dengan harga penggunaan yang terjangkau untuk semua kalangan.

Selain itu, dari sisi yang lain adalah berkurangnya konsumsi penggunaan kertas sebagai bahan baku pembuatan buku paket. Secara tidak langsung berarti pemerintah dan masyarakat Indonesia ikut mendukung Kampanye paperless yang dikampanyekan teman-teman pemerhati lingkungan hidup seperti WWF dan Greenpeace ( termasuk saya di dalamnya ).

Harapan orang tua dan solusi yang diberikan oleh pemerintah tampaknya cukup baik. Pemberian harga maksimal untuk Buku Sekolah Elektronik ini apabila dicetak ( besarnya beragam tergantung tebalnya buku ), sangatlah baik dan sangat membantu orang tua. Sekadar informasi, dalam rapat dengan seluruh kepala sekolah yang ada di Surabaya ( Ketika itu saya ikut serta mewakili tim ITS untuk melakukan sosialisasi PSB Online ), Kadiknas Kodya Surabaya diberikan instruksi oleh Menteri Pendidik Nasional untuk memberikan harga maksimal Rp. 100 perlembar untuk Buku Sekolah Elektronik yang akan didistribusikan ke siswa-siswi ini. Solusi pemerintah ini menurut saya memberikan dampak yang luas, tidak hanya mempengaruhi dalam jangka waktu pendek saja tetapi dapat memberikan dan merubah paradigma masyarakat tentang sekolah “mahal”.

Beberapa slogan ini tampaknya cukup relevan untuk menggambarkan dampak yang akan terjadi :

“BSE bikin kantong ortu nggak kempis tiap ajaran baru”

“BSE, ramah lingkungan dan menyelamatkan hutan”

“BSE, praktis, ringan, aman”

Bagaimana menurut Anda?

Sekilas tentang repository Buku Sekolah Elektronik

Buku Sekolah Elektronik ini adalah bentuk nyata tindakan pemerintah untuk memberikan jawaban atas keluhan dari orang tua siswa-siswi terhadap mahalnya harga buku yang bermutu di pasaran. Berikut ini latar belakang , visi dan misi, serta tujuan yang dipaparkan oleh pemerintah ( dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional ) yang saya ambil dari situs resmi mereka :

Latar Belakang

Buku merupakan salah satu sarana penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu permasalahan perbukuan dalam era otonomi daerah dewasa ini adalah ketersediaan buku yang memenuhi standar nasional pendidikan dengan harga murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat luas. Dalam rangka menyediakan buku yang memenuhi standar nasional pendidikan, bermutu dan murah, Departemen Pendidikan Nasional telah membeli hak cipta buku teks pelajaran dari penulis/penerbit. Selanjutnya buku-buku tersebut disajikan dalam bentuk buku elektronik(e-book) dengan nama Buku Sekolah Elektronik (BSE).

Visi dan Misi

Menyediakan buku sekolah yang memenuhi standar, bermutu, murah dan mudah diperoleh.

Tujuan

1. Menyediakan sumber belajar alternatif bagi siswa.

2. Merangsang siswa untuk berpikir kreatif dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi.

3. Memberi peluang kebebasan untuk menggandakan, mencetak, memfotocopy, mengalihmediakan, dan/atau memperdagangkan BSE tanpa prosedur perijinan, dan bebas biaya royalti sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan Menteri.

4. Memberi peluang bisnis bagi siapa saja untuk menggandakan dan memperdagangkan dengan proyeksi keuntungan 15% sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan Menteri.

Sasaran

BSE ditujukan untuk siswa, guru, dan seluruh masyarakat Indonesia.

Server untuk repository Buku Sekolah Elektronik ini didistribusikan di beberapa tempat dengan server utama terletak di JARDIKNAS Jakarta. Hingga tulisan ini saya buat, sudah ada 4 Mirror ( yang terbaru Universitas Hasanudin Makassar) keempat Server Mirror itu adalah :

Universitas Indonesia – Depok

Open Source Telkom – Jakarta

Institut Teknologi Sepuluh Nopember – Surabaya

Universitas Hasanudin – Makassar

Ada kemungkinan Server Mirror akan bertambah, guna mengatasi beban load yang besar untuk daerah-daerah yang masih jauh dari Server Mirror ini.

Kejadian menarik ketika download

 

Adapun pengalaman menarik ketika saya berusaha melakukan download ke web resmi dari sini (http://bse.depdiknas.go.id/), yaitu sering munculnya pesan 500 – Internal Server Error. ( Seperti gambar yang saya tunjukkan di bawah ini )

Tampilan halaman download buku awal

Setelah setuju dengan persyaratan maka kita diarahkan ke halaman ini

Halaman ini sering muncul ketika kita memilih salah satu link yang akan di-download

Halaman ini muncul kalau server bisa diakses

Apa sih 500 – Internal Server Error itu? Kenapa error tersebut bisa terjadi? Setelah saya googling di sini ternyata error tersebut disebabkan oleh kegagalan server yang tidak bisa dijelaskan secara spesifik. Saya dapat artikelnya seperti ini :

HTTP Error 500 – Internal server error

Introduction

Your Web server encountered an unexpected condition that prevented it from fulfilling the request by the client (e.g. your Web browser or our CheckUpDown robot) for access to the requested URL. This is a ‘catch-all’ error generated by your Web server. Basically something has gone wrong, but the server can not be more specific about the error condition in its response to the client. In addition to the 500 error notified back to the client, the Web server should generate some kind of internal error log which gives more details of what went wrong. It is up to the operators of your Web server site to locate and analyse these logs.

500 errors in the HTTP cycle

Any client (e.g. your Web browser or our CheckUpDown robot) goes through the following cycle when it communicates with your Web server:

  • Obtain an IP address from the IP name of your site (your site URL without the leading ‘http://’). This lookup (conversion of IP name to IP address) is provided by domain name servers (DNSs).
  • Open an IP socket connection to that IP address.
  • Write an HTTP data stream through that socket.
  • Receive an HTTP data stream back from your Web server in response. This data stream contains status codes whose values are determined by the HTTP protocol. Parse this data stream for status codes and other useful information.

This error occurs in the final step above when the client receives an HTTP status code that it recognises as ‘500’.

Resolving 500 errors – general

This error can only be resolved by fixes to the Web server software. It is not a client-side problem. It is up to the operators of your Web server site to locate and analyse the logs which should give further information about the error.

Resolving 500 errors – CheckUpDown

Please contact us (email preferred) whenever you encounter 500 errors on your CheckUpDown account. We then have to liaise with your ISP and the vendor of your Web server software so they can trace the exact reason for the error. Correcting the error may require recoding program logic for your Web server software, which could take some time.

(diambil dari http://www.checkupdown.com/status/E500.html)

Intinya adalah error tersebut terjadi karena ada kesalahan script di server, tapi bisa juga terjadi karena kesalahan konfigurasi web server. Bagaimana ini mas administrator? 🙂

Download Buku Sekolah Elektronik

Di bawah ini saya cantumkan link untuk e-book yang telah dikompres ( ukuran file menjadi lebih kecil dengan kualitas yang hampir sama dengan aslinya ). Anda tinggal klik pada link yang ingin anda  download. Saya ambil file ini dari perusahaan berikut :

Head : Jl. Nangka No. 2,Tanjung Barat Rt 001/06, Jakarta 12530 Branch : Jl. Percetakan Negara VI No. 6, Jakarta 10570 Phone : (021) 4245401, (021) 7811123 Email : officeinvir.com Copyright © 1999-2008, InVirCom. All rights reserved.

Untuk yang berdomisili di daerah Surabaya, saya memiliki CD lengkap yang saya dapatkan langsung dari Dinas Pendidikan Kodya Surabaya. Silahkan hubungi saya lewat email jika memerlukan.

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah

Silahkan klik di sini

Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah

Silahkan klik di sini

Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

Silahkan klik di sini

Sekolah Menengah Kejuruan

Silahkan klik di sini

Selamat melakukan download… Tetap semangat belajar! Majulah Terus Pendidikan Indonesia!

Parvian

53 Responses to “Buku Sekolah Elektronik Gratis untuk Siswa-Siswi Indonesia”

  1. diah Says:

    waahh berguna bangeett nih, thanks dah sharing yaa Mas 🙂

  2. parvian Says:

    @Diah : ya, sama-sama 🙂

  3. Ulpe Says:

    saia sudah donlot ko bwat adek saia, baru tadi pagi…. ^^ dari invir juga, dari diknasnya kegedean file nya…

    salut bwat diknas! smoga dept lainnya bisa ngikutin juga…. ^^
    saran: filenya dikompres dong pak admin, dilengkapin juga buku” nya
    buku ipa masi blom ada lo…

  4. PoLar'z Says:

    wah,,,,,,,,wah,,,,,

    terobosan yang bagus boss………..:D

    mungkin saran aja agar lebih diperlengkap lagi,,,,,,,

    terutama untuk materi SMP dan SMA…..

    biar lebih lengkap dan berguna ndak hanya materi seputar yang umum (kayak UNAS)…….

    adek” saya tampaknya harus mencoba ini……:D

  5. parvian Says:

    @PoLar’z : yah, silahkan saja download disini 🙂

  6. parvian Says:

    @Ulpe : nanti dilengkapi lagi… tenang saja 🙂

  7. aquwaviey Says:

    keren mas…

    ide yang cemerlang…

    Qt cerdaskan generasi muda ^^

  8. parvian Says:

    @Aquwaviey : wakkk… kemarin aku nyariin buat adekku yang masih SD dan SMA, susah banget… 🙂 kalau ada share2an kayak gini kan jadi lebih mudah… 🙂

  9. Asun Says:

    mantap..

    satu lagi langkah cerdas mencerdaskan bangsa

    dengan kondisi sekarang,memang kita sendang membutuhkan sesuatu yang GRATIS,hahaha..

    semoga bisa direalisasikan semaksimal mungkin,terutama untuk membantu kalangan yang kurang mampu dalam memperoleh pendidikan yang dirasa semakin mahal dan mahal..

    “saya orang miskin terakhir yang kuliah di ITS”

    baca di balik kaos tuh,hehehe..

    well,sukses aj buat depdiknas dan mas andre,hehehehe..

    VIVAT!!!

  10. parvian Says:

    @Asun : ya, langkah Dikti membuat buku gratis ini merupakan terobosan yang baik sekali menurut saya… semakin dekat ke ICT ( Information and Communication Technology ) 🙂 terima kasih Asun.

  11. pradipta dinar Says:

    hoooo…
    yayaya…
    saya ud sering baca jg d koran…
    ini jg sebagai langkah maju untuk menanggapi jerit dan rintihan hati para orang tua yang setiap tahun(atau smester??) harus mengeluarkan jutaan rupiah untuk membeli buku pelajaran…
    kadang,,ada permainan jg d baliknya…
    sudah rahasia umum bahwa beberapa guru dan perusahaan penerbit bekerjasama…
    ada 2 case :
    1. beberapa guru tiap tahun berganti kontrak dengan perusahaan penerbit,,sehingga bisa didapati tiap tahun siswa berganti buku pelajaran,,buku pelajaran tahun ini sudah tidak bisa dipakai lagi pada tahun depan…-.-‘
    2. kontrak tetap,,tetapi perusahaan penerbit mengeluarkan revisi yang sering,,1 atau 2 tahun sekali,,sehingga mau tidak mau tahun depan sudah tdak bisa menggunakan buku versi yang lama(dengan alasan sudah tidak relevan)

    program yg sangat mulia…
    diharapkan…
    semua guru dan pengajar menggunakan buku digital ini…
    karena menjadi sesuatu yg tidak lucu manakala program ini sudah digalakkan,namun guru masi tetap mewajibkan para murid menggunakan buku panduan laen…
    diharapkan pula…
    sarana teknologi yang digunakan dan disediakan pemerintaH semakin memasyarakat,,sehingga menyentuh semua lapisan masyarakat…
    menjadi suatu pertanyaan pula sebenarnya…
    bagaimana pemerintah bisa menyediakan fasilitas internet yang murah dan berkualitas bagi rakyat miskin,,yang buta teKnologi(yg sebenarnya malah sangat memerlukan fasilitas seperti ini)…
    peer bagi kita semua teman2!!

    *hmmm…
    tnya jga…aq baca d kompaz…bisa donlod pake server its??

    best regards….
    5206085

  12. parvian Says:

    @Pradipta :

    “tnya jga…aq baca d kompaz…bisa donlod pake server its??”

    file yang ada di halaman ini hasil kompresan, lebih cepet downloadnya… coba saja 🙂
    ya… aku sudah coba yang di mirror ITS… lambat banget 😦

  13. adee Says:

    waaahhh

    bagus nih.. jadi gak perlu beli bukunya…
    klo bwt org yg mampu, dan gak gaptek ini salah satu solusi untuk berhemat..

    tapi yg aq bingung, klo bwt anak yg gak mampu.. apa gak tambah mahal ya?
    harus donlot ke warnet,
    blm ngeprint, ato paling gak fotokopi..

    klo bentuknya e-book kan ngaksesnya harus pake komputer…

    brarti yg bisa pake cm golongan menengah keatas dong?

  14. D.N.A. Says:

    Satu buah kemajuan yang menggembirakan. Itu sih yang pertama terlintas di kepala waktu membaca artikel di atas. Kalo inget2 dulu waktu di sekolah, rasanya sayang ratusan ribu atau bahkan jutaan rupiah termakan setiap tahunnya untuk yang namanya buku pelajaran. Dan itu baru untuk satu orang. Belum lagi kalo ada trik2 sperti yang udah dibilang ama mas Pradipta. Huhhhh..
    Jadi, jelas ini adalah kemajuan yang patut diperhatikan. Jangan sampai gencar di awal, namun ternyata selang beberapa periode sudah tidak lagi terurus. Apalagi kan sekarang kurikulum mudah sekali berganti dan bergeser : KBK, KTSP, etc..
    Oya, buat tambahan, sebenarnya ini bagus juga untuk langkah penghijauan lho. 🙂

  15. DinaLd Says:

    wah…berita gembira nohhh..
    keren juga tuh buku elektronik buat para siswa siswi..

    kalo aku dulu sih musti bayar mahal buat beli buku.
    akhirnya biar gak mahal, harus melanggar hukum yaitu memfoto kopi wkekekekekk!

    kalo ada buku elektronik,sekarang tinggal download di rumah ato di warnet.. cuman modal komputer aja! gratis pula! sekaligus biar generasi muda di INdonesia ini biar gak gaptek..

    yaaa bagus deh,, kalo bisa juga semua mata pelajaran juga di buat e-book aja..

    ok dehhh!!
    sukses deh mas!
    MAJU PENDIDIKAN INDONESIA!!

  16. Iin Says:

    Q kebetulan sudah pernah baca-baca di koran. Tapi g nyangka sekarang bukunya dah bertambah jadi banyak. Dulu khan kalo g salah cuma dikit (duh… q baca koran dah tahun berapa tu ya???)

    Ya pokoknya gitu lah. Tapi tu bagus banget biar para ortu g perlu ngabisin duit buat beli2 buku pelajaran yang harganya…

    Jadi inget dulu pas jaman2 sekolah2. Tiap daftar ulang, mesti dikasih daftar buku yang harus dibeli. Mana belinya harus di sekolah lagi (kalo cari d luar susah banget…).

    Ya… pokoknya OK deh…

  17. ka_liena Says:

    wah…bener2 program yang bagus untuk diterapin pada saat ini yang notabene teknologi semakin berkembang. dengan begitu orang tua udah gk perlu puyeng mikirin uang buat beli buku. tapi yang perlu diperhatikan tentu saja kualitas dari isinya itu sendiri, jangan sampe kalah dengan buku2 yang beredar di luar. trus kyake blom lengkap juga reverensi buku2nya, disitu cuma b.ind sama mat, yang laen sepertinya menyusul ya????selain itu mungkin perlu juga diperbanyak sekolah2 dengan fasilitas hotspot, jadine kan semakin membantu kelancarannya tuh.pa lagi daerah2 terpencil yang blom da fasilitas internetnya, wah….blom bisa menikmati fasilitas ini donk. intinya perlu diadakan pemerataan aja mulai dari kota2 sampe daerah terpencil, biar yang pinter merata juga.hehehe…. 😀

    buat mas andre tetep semangat ya…!!!!

  18. saikul Says:

    bagus bener tuh..
    setiap tahun ajaran-ajaran terus meningkat.. buku2 yang digunakan pun harus baru dan terus mengucurkan uang banyak.. ketika pelajaran2 yang lama ditinggalkan, otomatis buku yang lama itu tak berguna,dan menumpuklah buku2 tersebut dirumah, solusinya ya harus bersih2 rumah, atau di rombeng.. jauh berbeda dengan e-learning.. e-learning sangatlah praktis sampai2 yang dibahas diatas tuh GRATIS!! huhu, seandainya ada e-learning buat kuliah..

    tp e-learning jangan sampai kalah bagus dengan buku2 yang beredar di pasar2 buku..
    tetapi harus diinget,sekarang banyak cyber crime.. orang2 yang tak bertanggung jawab pastinya akan iseng..hoho, peace..
    sukses..

  19. parvian Says:

    @Adee : Ada cerita menarik waktu aku ikut Presidential Lecture di Jakarta, pak Presiden SBY menjanjikan akan memberikan bantuan komputer buat pelajar di Indonesia. Kalau itu direalisasikan, siswa-siswi kan nggak harus mencetak buku elektronik ini? mereka tinggal menggunakan fasilitas komputer yang ada di sekolah buat belajar 🙂 memang sih waktunya dikit mungkin… tapi kalau niatnya baca buku ini, nggak lama paling sehari cuma 2 jam aja sudah cukup, bener gak? 🙂

  20. parvian Says:

    @D.N.A : Bener banget… sebagai member WWF aku mendukung banget kampanye paperless 🙂
    @Dinal : Seph… selain paperless kita juga belajar menggunakan teknologi IT yaitu komputer dan internet… ya dukung kampanye memajukan pendidikan Indonesia! 🙂

  21. parvian Says:

    @Iin : yups… pemerintah selangkah lebih maju, tidak memaksakan beli buku, menghemat penggunaan kertas, dan yang paling penting memberikan wacana dan contoh konkret menggunakan komputer dan internet 🙂
    @Ka_liena : yups… pernah dengar kerjasama speedy dan sekolah2 yang ada di Surabaya? memberikan internet gratis selama 3 bulan? nggak harus hotspot seh dek ( itu mah buat anak2 yang mampu beli laptop… kalo yang nggak mampu gimana? ) cukup ada Internet di sekolah dan siswa diberi waktu yang cukup untuk menggunakan fasilitas tersebut, saya rasa sudah cukup… 🙂 gimana? bener nggak? 🙂 makasih buat semangatnya 🙂

  22. parvian Says:

    @Saikul : contoh sederhana e-learning buat mahasiswa ya wikipedia dan ilmukomputer.com bukan begitu? 🙂 ya betul, hemat uang, mendukung kampanye paperless, menyelamatkan lingkungan dan dunia untuk masa depan generasi berikutnya 🙂

  23. Asun Says:

    wah,aq juga suka tu bagian yg “paperless”,kecuali kalo buku elektroniknya di print,sama saja,hehehe..

    bayangkan jika buku elektronik ini benar2 menjadi salah satu sumber utama bagi para siswa,berapa banyak pohon yang dapat diselamatkan dan berapa banyak uang orang tua yang dapat diselamatkan tentunya,hahahha

    buku elektroni juga mudah diakses,tidak perlu pergi ke toko buku,cukup butuh internet(yang cepat kalo bisa)alamat url serta software pembuka e-book,maka anda sudah mendapat buku pelajaran,lengkap,murah,langsung baca.bayangkan gini,

    A:eh temen2,aq baru aj ke bukulengkapdisinitinggaldownloadgratis.com (url-nya tidak sepanjang ini tentunya),dapet buku kumpulan rumus2 metik yang lengkap lho,jadi enak deh belajarnya
    B:wah y kah,mau dong.aku juga dapet rumus-rumus fisika lengkap dengan contoh soal disitu,jadi ngerti deh fisika.
    C:wah,kalo aku malah dapat TTS(yang ini ngawur)

    bagus kan?hehehe..mungkin itu yang terjadi,atau mungkin yang lainnya..

    well,sukses aj buat realisasi free schooling e-booknya..

    sukses juga buat mas andre

  24. parvian Says:

    @Asun : paling tidak mereka harus sediain storage buat nyimpen e-booknya… dampaknya bagus buat kelestarian lingkungan… eksploitasi kayu jadi semakin berkurang 🙂 terima kasih asun 🙂

  25. 0790 Says:

    hmm….
    bingung mas mao ngoMomg apaa….
    T_T

    sebenernya dalam satu sisi saya mendukung adanya kegiatan seperti ini (buku sekolah elektronik) setelah mambaca artikelnya mas andre. Siswa dapat memperoleh buku dengan gratis hanya bermodalkan internet dan komputer (flash disk/Cd untuk yang maw bawa pulang n bg ngenetnya di kampus T_T).bener2 bagu sebenernay.dan memacu seseorang untuk bisa belajar memakai teknologi dan internek setahap demi setahap..

    tapi gini lho mas, aq juga setuju sama adhe… kalo yang ga punya kompie gimana mas?? mas andre hanya beri saran

    “mereka tinggal menggunakan fasilitas komputer yang ada di sekolah buat belajar 🙂 memang sih waktunya dikit mungkin… tapi kalau niatnya baca buku ini, nggak lama paling sehari cuma 2 jam aja sudah cukup, bener gak? :)”

    itu kan bagi sekolah-sekolah yang mampu dan mempunyai fasilitas komputer2. Bagaimana dengan sekolah-sekolah yang ada di pinggiran yang gedungnya saja masih ngontrak atau bahkan di bawah kolong jembatan..
    hal ini hanya menambah jurang antara orang kaya dan orang miskin. maksudnya gini, kalo orang kaya pasti punya fasilitas untuk memenuhi kebutuhan untuk menunjang BSE(flash disk,kompie,akses internet,dll) tapi bagaimana dengan ank2 yang tidak punya??

    kalo mereka maw ngeprint pun biayanya pasti selangit,,…

    satu lagi pihak internet provider pasti sangat diuntungkan dengan adnya BSE ini. Mereka akan terus-menerus mengakses internet.

    Kalo internetnya dibuat gratis gimana mas? kan lebih enak

    untuk masalah internet , mungkin akan terpusat. maksudnya dengan wilayah indonesia yang kepulauan, banyak daerah yang listrik aja ga punya mas..
    lha trus gimana?? berarti ga bisa ngakses internet dong…
    kemungkinan indonesia masih belum mampu untuk mengembangkan sistem seperti ini sebelum memperbaik seluruh memperbaiki infrastuktur secara keseluruhan…

    hehehe…
    maap mas…jadi kolom curhat
    mungkin tulisannya maburadul..
    semoga lain kali kalo aq nulis bisa lebih urut…
    sekali lagi maap mas. baru belajar nulis 🙂

  26. a.r.l.i.t.a Says:

    Assalamualaikum…
    Menanggapi program pemerintah yang menyediakan sarana belajar mengajar dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi seperti BSE (Buku Sekolah Elektronik) ini agaknya gampang-gampang susah ya..?
    Di satu sisi, adanya BSE ini sangat bermanfaat bagi siswa yang memiliki fasilitas yang memadai. Namun, tidak semua siswa memiliki fasilitas yang bisa memudahkan mereka untuk mendapatkan BSE ini. Lagi-lagi pemerintah agaknya perlu memberikan perhatian lebih terhadap ketersediaannya fasilitas untuk menunjang kebijakan-kebijakannya agar kebijakan tersebut dapat berjalan dengan baik.Harapannya semoga program ini bisa dinikmati oleh semua kalangan siswa di Indonesia dan tidak ada lagi ungkapan bahwa sekolah itu mahal.

    Wassalamualaikum…

  27. phietzaa Says:

    Assalamu’alaikum wr.wb

    Wah wah…ini suatu perkembangan keren di dunia pendidikan plus dunia maya yang nyata (hehe…maksudnya?? 😀 ) Yah, keberadaan e-book sebagai langkah pendekatan dengan pelaksanan e-learning ini memang menunjukkan kesungguhan pemerintah untuk benar2 mngembangkan pendidikan di Indonesia. Namun, setiap kelebihan pasti diikuti beberapa kekurangan. Kekurangan itu yang akan menjadi kendala untuk perkembangan+perbaikan berikutnya (biasanya se gitu 😀 ).

    E-book ini memang sangat berguna bagi siswa-siswi. Keuntungan yang bisa diambil jelasnya adalah lebih menghemat duit ortu. Ngga’ harus beli buku yang mahal, blom isinya yang g pasti jelas ato ngga’, bagus ato ngga’ (maafkan saya penerbit buku 😀 ). Emang se…dulu saia adalah salah satu siswa yg paling seneng beli buku baru tiap ajaran baru, buku baru…smangadh baru 😉 . Namun, smakin lama ya smakin kempes az kantong ortu. Blom lagi…buku2 yang biasanya bisa diwariskan ke sodara2, ke cucu dan cicit skrg udah g’ zaman lagi…isinya sudah beda. Jadi, diloakin pun akhirnya kembali didaur ulang :(, g jadi manfaat d buat yg laen, meski sebenarnya buku2 lama itu bisa dijadikan referensi juga sewaktu2. Dengan adanya e-book kita g bakal susah2 deh bli buku baru, ngluarin duit banyak…apalagi kalo temen kita yang kaya udah download duluan (nah..ini mulai muncul salah satu penyakit sosial), tinggal bilang …”Eh..aq boleh pinjem ngga’? Atau kamu print trus aq ngopi de. Gmn?” Nah, klo tuh anak orang kaya baek ya okeh2 az, tp kalo ngga’? (wah..jadi kaya’ di sinetron2 az ntr). Lepas dari itu semua, e-book bakal menyulap pengeluaran yang mencapai jutaan cuma jadi ribuan (modal ngenet 😀 ). Halal lagi. Namun, apa cukup referensi dari e-book itu doang???? Biasanya malah buku2 tebal yang mahal itu yang keren isinya, tapi ngga’ disediain e-booknya..cape de(muncul lagi virus penghalang). Pinjem sama yang punya buku az ap y??? (haha..pasti yg berduit ne…hehe…balik lagi dah..kesenjangan sosial 😀 ). E-book emang mempermudah semuanya jika tidak melihat hambatan2nya :D. E-book juga bakal mempermudah terlaksananya e-learning yg ada di artikel sebelumnya. Namun….(namun lage ne)
    1. Apakah e-book ini bener2 bisa mengurangi pengeluaran?
    2. Apakah e-book ini bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat?
    Apabila fokus dengan hubungan e-book dan e-learning, jika hanya salah satu atau sebagian kecil saja yang akses internet untuk load tuh e-book, apa bener2 bisa bantu kemajuan penerapan e-learning? Emang se, e-learning butuh perkembangan bertahap, e-book juga. Apa tidak dibutuhkan langkah lain yang bersifat sosio-science (hehe…ngarang iki). Maksudnya adalah sosialisasi tentang ini. Saia yakin masih banyak orang yang kurang mengetahui perkembangan dahsyat ini. Sayang sekali bukan????!!!! Blom lagi kalo anak2 itu masih blom tau bener tentang mengoperasikan internet. Jangankan internet, ngidupin komputer az ad yg blom bisa (huwooo horror..komputer bisa hidup 😀 ). Wah…bisa2 abis jutaan juga buat belajar operasikan doang (haha…hiperbola).

    Smangadh pemerintah! Aq percaya kalian! Hehe…karena dari saling percaya semua dapat berjalan dengan lancar…amien. Semua penyakit dan virus-virus itu bisa terkendali jika manusianya bisa mengendalikan diri (maksudnya?? 😀 )

    Yah, itu pendapat+usul saia, Om. Sementara ini, itu saja.. Gmn menurut om? Bener g? E-book dan E-learning bisa jadi terobosan baru yang bisa berkembang dan sukses pada waktunya atau bisa mati sekarang juga. (wiii….)

    Wassalamu’alaikum wr. wb.

  28. husni Says:

    Assalamu’alaikum wr. wb.

    Subhanallah, akhirnya perkembangan teknologi awalan “e-” telah lebih banyak merambah studi di Indonesia. Maaf, nda bisa banyak berkomentar yg indah2. Mungkin mmbantu menanggapi pertanyaan tepat di atas.

    1. ebook mengurangi pengeluaran?
    E book jelas2 menggunakan media komputer, apa pun itu (PC Desktop, laptop, atau yg lain). Nah, menyalakan komputer pasti butuh konsumsi tenaga, dan itu tdk gratis. Dan, sy blm tahu pasti harga listrik berapa. Yang jelas, bila biaya pemakaian komputer utk belajar lewat e-book lebih mahal, pertanyaan ini jelas sdh terjawab kan.

    0790 Says:
    “kalo mereka maw ngeprint pun biayanya pasti selangit,,…”
    Tidak harus ngeprint, tp bisa fotocopy. tapi lagi2, ini pun “mencetak”, dan saat kita “mencetak” itu terkadang menghabiskan biaya yg lebih banyak daripada beli buku baru. Nah lo…

    Yup, ini hanya dari dua aspek, konsumsi listrik + “mencetak”.Aspek lain, silakan dipertimbangkan

    2. ebook menjangkau lapisan masyarakat?
    Utk saat ini, jelas jawabannya “tidak”. Sy yakin hingga saat ini pasti masih ada sekolah yg blm terjangkau oleh teknologi internet (apa pun alasannya), seperti sekolah-sekolah yg berada di remote area. Sekali lagi, ebook menggunakan komputer, dan tidak semua Pelanggan Studi Indonesia dekat dengan “kepemilikan komputer” dilihat dari segi ekonomi.

    —————————————

    Apapun itu kawan, sungguh ini ide bagus. Dengan semakin tersedianya berbagai macam mode akses pada sumber ilmu, seperti yg diharapkan oleh diknas sendiri yakni “menyediakan sumber belajar alternatif”, diharapkan Pelanggan Studi kita makin kreatif. Apapun perubahan itu, pasti ada tantangannya. “Timbulnya salah kesenjangan sosial” sperti salah satu komentar di atas (yg mana yaaa) pun adalah salah satu tantangannya. Jadikan tantangan + hambatan2 yg ada sebagai brainstorming pembenahan program mulia ini. Two Thumbs Up!!!

    Selamat berkarya, maaf tdk bisa banyak mmbantu (malah banyak brkomentar)

    Wassalamu’alaikum wr. wb.

  29. parvian Says:

    @0790 : wah… adip, kalau menurut saya efeknya memang tidak bisa langsung ya 🙂 di satu sisi solusi ini bisa berakibat baik untuk memulai semangat ICT, penghematan, ramah lingkungan, dsb… di sisi lain banyak yang harus dibenahi juga. Tapi saya yakin sekali kalau bangsa ini pasti akan menjadi lebih maju kalau masyarakatnya paham IT 🙂 masalah internet gratis mungkin belum bisa, cuma pak Nuh ( Menkominfo ) beberapa bulan yang lalu kan pernah mengatakan akan menurunkan biaya penggunaan Internet? bukankah itu termasuk salah satu kebijakan yang baik? yah setidaknya kalau harganya turun gitu kan berarti ada kemungkinan gratis 😛 amin… 🙂 btw, terima kasih masukkannya… 🙂

  30. parvian Says:

    @A.r.l.i.t.a : Setuju 🙂
    @Phietzaa : Sama seperti pendapat yang saya ungkapkan ke adip, menurut pendapat saya kalau masyarakat bangsa ini paham IT… insya allah bakal menjadi bangsa yang lebih baik. Kalau masalah sosialisasi… begini, kalau menurut saya BSE ini semacam trigger… memang tidak semua masyarakat mungkin akan berusaha menggunakan komputer dan internet untuk download BSE ini, tetapi setidaknya pemerintah mulai memikirkan solusi IT kan? 🙂 dan untuk itu kedepannya pemerintah harus konsekuen dan konsisten untuk meningkatkan SDM terutama di sisi IT. peningkatan tersebut bisa berupa pelatihan dan mungkin juga buletin gratis yang isinya tutorial dasar menghidupkan komputer, menggunakan internet, membuka e-mail, dsb. gimana neh? sudah puas belum sama jawaban saya? 🙂 kalau belum monggo didiskusikan lagi 🙂

  31. parvian Says:

    @Husni : Waalaikumsalam wr. wb. wah… memang kelihatannya susah, tapi seperti kata orang pinter “Dimana ada kemauan, disitu pasti ada jalan” bukan begitu? 🙂 terima kasih husni.

  32. Nggii Says:

    Hmm…

    Buku Sekolah Elektronik (BSE) menuturQ ide yang begus banget lagi pula sekarang kan era technology tuh… IT minded !! and siswa juga bisa melek teknologi kan!?

    BUT BUT BUT

    Jangan lupa Nggak semua sekolah punya akses internet — boro2 internet, lab or just kompi bwt muridnya aja g ada– N nggak semua rumah siswa ada akses ke internet or kompi aja deh buat baca bukunya aja g ADA.

    based on the fact :

    “KOMPAS- Kebijakan pemerintah untuk menekan harga buku pelajaran di sekolah, dengan membuat buku sekolah elektronik atau BSE, patut diapresiasi. Namun, kebijakan ini tidak efektif dalam pelaksanaannya karena kurangnya persiapan di banyak sektor.

    Di sektor tenaga didik atau guru, misalnya, tidak ada pelatihan terlebih dahulu untuk belajar mengunduh buku elektronik. Begitu pun sarana komputer, belum tersedia di semua sekolah.”

    tuh kan bisa… BSE bisa banget tapi buat sekolah yang udah bagus, melek IT punya lab, siswanya ya g gaptek… tepi jangan harap semua bakal kena sasaran ya… cos ya tahu kan kondisi sekolah-sekolah di sby pas psb kemaren ya apa? ada yang bagus bangat ada yang ini g punya itu g punya (fasilitas)
    Ada sekolah favorit yang pasti bisa memenuhi hal ini ada pula sekolah pinggiran yang kondisinya g bagus..
    Ada anak orang tajir yang lapi aja beli mampu kok dy bisa baca buku di manapun.. ada yang untuk perlengkapan and biaya sekolah aja ortunya dah minum obat sakit kepala tiap hari… gimana mau baca tuh buku ?? numpang ?? or bakal dikasi oleh diknas kompi nya?? hehe… Situasinya g tepat banget kalao mau di paksain yang ada anak yang g mampu tambah bego cos ketinggalan pelajaran lain halnya kalo sekolah DI PRINT MA SEKOLAH N DI BAGI@ GRATIS, jangan anak’e suruh ngeprint dw…

    Based on kata Ketua Federasi Guru Independen Indonesia, Suparman

    ”e-book tidak cukup hanya dibaca dengan monitor, tetapi juga harus dicetak dan dibagikan ke murid. Tentu tetap ada biaya,” ujarnya.

    TUH kan not a really good solution i guess… tapi tetep perlu acungan jempol bro… setidaknya ada usaha n yang mau downloat MONGGO…
    AQ juga donlot bwt adekQ hehe

    thank..

  33. phietzaa Says:

    Assalamu’alaikum wr. wb.

    Nah bener tuh kata Mas Husni. LISTRIK. Itu juga yang jadi salah satu kendala buat pengembangan e-learning khususnya. Kan udah banyak anjuran hemat listrik, sampe2 ad pemadaman listrik bergilir :p . Bukannya mau nambah2in masalah, cuma mau membuka beberapa kendala yang mungkin tidak terlihat sebelumnya (saaaaaaah 😀 ).

    Dan ikut menanggapi tuh pernyataan yang menyatakan (haha…bulet2 ae) bahwa yang dapat menikmati fasilitas keren ini hanya orang yang udah ngerti IT juga g 100%. Ne ad berita dari liputan 6 tertanggal masih lumayan seger, 21 Juli 2008:

    Liputan6.com, Jakarta: Langkah Departemen Pendidikan Nasional untuk memudahkan para siswa dengan meluncurkan buku sekolah elektronik ternyata belum tersosialisasikan dengan baik. Minimnya sosialisasi terlihat di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Jakarta Selatan. Padahal, SMAN 6 dikenal sebagai sekolah unggulan yang tenaga pengajar dan sebagian besar muridnya sudah terbiasa mengakses internet.

    Namun, keberadaan buku elektronik itu tak diketahui mereka. “Belum. Bahkan, kami baru tahu dari SCTV mengenai hal ini,” kata Hamid. S, staf Hubungan Masyarakat SMAN 6, Senin (21/6) pagi. “Misalnya pemerintah mengeluarkan buku elektronik, itu merupakan sebuah bantuan.” Sejauh ini, pihak sekolah masih menggunakan buku paket biasa.

    Buku sekolah elektronik diperuntukkan agar proses pendidikan lebih cepat dan hemat. Dengan mengakses http://www.depdiknas.go.id, para siswa bisa langsung melihat buku yang diperlukan dan mencetaknya tanpa dipungut biaya. Tapi sayang, pada kenyataaannya justru banyak sekolah yang masih asing dengan buku sekolah elektronik.(BOG/Nova Rini dan Hengki Rahman)

    hehe…pertanyaan yang kurang puas dengan jawaban om, tentang sosialisasi. Sekolah yang dikenal melek IT az g tau, gmn bisa jadi trigger??? (emosi iki…sabar2 😀 ). Jika dihubungkan dengan e-learning, apa cukup pemerintah saja yang harus konsekuen dan konsisten? (Pendapatnya om:dan untuk itu kedepannya pemerintah harus konsekuen dan konsisten untuk meningkatkan SDM terutama di sisi IT) hehe…kasian dong pemerintah. Percuma pemerintah kerja keras kalo target yang dituju malah ngga’ nanggepin apa2. Wajar kalo program BSE ini bisa mati sekarang juga (astaughfirullah…bukannya aq mendo’akan 😦 ). Walaupun juga tidak dipungkiri terdapat beberapa bagian yang menunjukkan kepeduliannya tentang BSE ini. Contohnya saja di e-SmartSchool.com. Di situ ada penjelasan tentang e-book dan yang menjadi sorotan utama saia adalah bagian kekurangan e-book.

    Trus, nanggepin kalimatnya Nggii, “Situasinya g tepat banget kalao mau di paksain yang ada anak yang g mampu tambah bego cos ketinggalan pelajaran lain halnya kalo sekolah DI PRINT MA SEKOLAH N DI BAGI@ GRATIS, jangan anak’e suruh ngeprint dw…”. Yah, emang g tepat klo dipaksain, makanya perlu perkembangan yang berkesinambungan. Tapi ya juga bisa dilihat dong, kalopun dikasih gratis yang adah biaya spp tambah naek (dihitung dari sana juga 😀 ). Itu menurut pengalaman loh 🙂

    Intinya, benar2 dituntut kerja sama antarelemen bangsa, dari siswa-siswinya sendiri, orang tua, pemerintah, pihak penerbit buku (yang mau baek hati membuatkan e-book 😀 ), tukang kertas (maksudnya??? :p ), dan pihak2 laennya deh. Gmn om? Neh, butuh perkembangan yang berkesinambungan yang gimana juga hayyo? Biar e-book + e-learning bener2 bisa diterapin di Indonesia tercinta.

    Hidup pemerintah+rakyatnya…..smangadh2 😀
    Wassalamu’alaikum wr.wb

  34. el2 Says:

    yayaya…

    bagus bgd tuh gagasan untuk e-learning…
    udah saatnya indonesia go global..
    qt perlu memperluas wawasan gak hanya dari buku doank..
    sekarang udah gak jaman ama yang namanya gaptek ato phobia lagi ma gadget2 yang ada karena gag bisa nggunainnya…

    okay…keep rocks indonesia…teruslah belajar!!!!!

  35. m3 Says:

    menurut saia, e-bool ini sangat efisien. tidak berat, tebal, dan amat praktis…
    dan sepertiya akan jadi lebih efisin dan praktis.
    hanya saja, ada yang ngganggu…..
    gimana bwat siswa2 yang g’ punya komputer ato laptop?
    kan klo e-book memerlukan perlatan tersebut bwt membukanya, klo bagi siswa yang punya perlatan itu, gimanakah…..?
    mm….. maaf mas, klo ada yang kurag berkenan dan terimakasih

  36. ubed Says:

    hmm
    seep… memang terobosan yang bagus untuk menggalakkan elektronik book ini, hanya apabila kita benar-benar memanfaatkan momentum tersebut, terkadang karena saking banyakknya ebook yang gratis+tinggal download maka yang terjadi adalah seperti menjadi gudang yang terus ditumpuk dan tidak tau kapan akan dibaca atau dari mana mempelajarinya.
    mungkin saran saya tetap focus terhadap apa yang akan kita pelajari lebih bagus dari pada sedikit comot sana comot sini.

  37. rHyzka Says:

    assalamualaikum,,,

    hohooh,,,ide yang sngt brliant mz tntng elektronik book nya,,

    okeh2 saia setuju ko..

    mari qt cerdaskan bangsa indonesia, byar nda gaptek tyuz…

  38. no 37 Says:

    wah tu ide bagus bgt mas……

    dengan adanya e-book bukan cuman ortu aja yang bebas dari kangker tapi buat anak2 juga mendapatkan

    buku yang up to date bukan buku tempo dulue ….. hehehe….

    POkoe Aq setuju Dah………^_^

  39. Ree_ren Says:

    Assalamualaikum Wr.Wb.

    Pg maz…
    Wahh aq setuju banget dengan terobosan pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa….
    Terus dengan itu siswa-siswi yang kurang mampu tidak perlu khawatir g punya buku coz sekarang tinggal download ja, gratiz pula…

    Semoga terobosan ni dapat lebih maju&berkembang…
    Amin…

  40. rizki Says:

    wew..

    keren bget mas..

    solusi cerdas,untuk mencerdaskan anak bangsa..

  41. wong ganteng Says:

    ehmm…
    menurut saya ya langkah yang bagus juga mengingat gembar gembornya untuk pelestarian alam juga….dengan pengurangan kertas ya…

    eh tapi, ada pertanyaan nih :

    1. emangnya anak SD /SMP /SMU udah pada ngerti internet ? ato sanggup (segi finansial dan kecerdasan) ?
    2. misalnya diwakilkan oleh bapak / ibunya untuk ngakses inet, apa sanggup yah ? (jgn ngomong yang di JKT ato SBY, saya ngomong yang di pedesaan yang menurut saya lebih butuh penghematan duit karena buku)

    3. anggaplah udah selese donlot dari warnet misalnya…. nah pas mau bacanya kudu di komputer yah ??? waduh gak punya duwit bowk…hehehehehe

    4. misal solusi gak punya komputer di ganti ngeprint… yah sama aja donk gak menghemat kertas brati gak ramah lingkungan… hehehe

    mungkin kita kudu punya ebook reader versi murah … hehehe biar setelah donlot dari warnet lalu bisa langsung dibaca tanpa di print.. hehehehe
    *just menghayal mode on

  42. Melz Says:

    Ok..Sebuah solusi yang sangat bagus mas!!
    Disaat harga buku-buku pelajaran makin mahal ada juga yang gratis dengan e-book
    Selain menghemat, juga makin membuat masyarakat Indonesia melek teknologi
    Sip tenan..^_^

  43. Hadi Says:

    Ide bagus mas! Tapi apa gak tambah mahal kalo harus pake internet???

  44. nollimadua Says:

    wah!!!
    akhirnya ada buku ga pake bayar mahal..
    hidup internet!!!
    jadi ga perlu susah2 potokopi buku ya?
    tengkyu dah bagi2 info

  45. sanny Says:

    ya bagus emang e-book ini. banyak kelebihan yang sudah ditulis si andre ini…
    tapi bagaimana dengan siswa/i di indonesia sendiri? apakah akses internet dan pengetahuan komputer sudah memadai?
    in my opinion (ciehhh), hal ini belum cukup memadai di kota-kota kecil di indonesia.

    lalu… produksi kertas emang mahal, tapi buku berbasis kertas juga ga boleh dilupakan sama sekali. bagaimanapun juga, dokumentasi dalam bentuk fisik (kertas) jg penting… inilah cikal bakal knowledge management, karena buku berbasis kertas lah peradaban dunia bisa diselamatkan (lah loh… out of da topic ya? hehehehe….)

    dan juga, ada kala nya beberapa orang capek melototin monitor komputer, muak dgn komputer (loh… yg ini sih problem saya dgn TA, hahahhaha!!). Serius deh, lelah di depan monitor itu memang ada. sehingga tulisan di kertas justru lebih menjadi pilihan, bisa juga dibawa ke tempat tidur. kalo e-book kan ga bisa.

    overall, hidup memang penuh pilihan… dan BSE semakin meramaikan pilihan bangsa ini (apa coba…). hal ini juga sebenarnya merupakan langkah maju dari dunia pendidikan indonesia. pilihlah pilihan mu dengan bijak, dan… maju terus pendidikan indonesia!!!

    warm regards,
    Rosanny Sihombing

  46. parvian Says:

    @Nggii : Ada harga maksimal yang dibebankan apabila buku ini diedarkan di pasaran buwk 🙂
    @Phietzaa : Waalaikumsalam… Kadang-kadang memang hal baru itu terkendala masalah sosialisasi, padahal di daerah lain udah pada tau ya? contohnya di Surabaya neh, Kadiknasnya langsung yang manggil Kepala Sekolah ( khusus sekolah negeri ) dan diberi instruksi masalah mekanisme dan harga maksimal yang boleh dibebankan ke orang tua siswa.
    @el2 : Setuju… Indonesia harus mulai bergerak ke arah teknologi canggih dong dalam kehidupan sehari-hari 🙂
    @m3 : yups, untuk yang gak punya komputer dan laptop bisa dicetak… sekadar info, dicover belakang buku itu tertera harga maksimal yang boleh dibebankan ke orang tua siswa. thx m3 no limit… 🙂
    @ubed : setuju mas, menggunakan secara bijaksana gitu ya? 🙂
    @rHyzka : ok, kita berantas ke-gaptekan di bumi Indonesia ini 🙂
    @no 37 : Buku lama bisa dipakai buat komparasi juga loh 🙂
    @Ree_ren : Waalaikumsalam… di bidang ICT khususnya.

  47. parvian Says:

    @rizki : Yups… cool boy 🙂 ( gak nyambung )
    @Wong Ganteng :
    1. Ada orang tuanya kan? 🙂 harapannya mereka juga mau belajar
    2. Nah… ini sejalan dengan saran saya, pemerintah perlu mengadakan pelatihan yang rutin dan berkesinambungan pak didit, bagaimana menurut anda?
    3. Sebenarnya mas, ada harga maksimal yang dibebankan untuk orang tua siswa apabila ada pihak ketiga yang mau memasarkan buku ini ( ada di bagian belakang buku )
    4. sama kayak jawaban saya di nomer 3
    wah… ebook reader ya? monggo di proyekkan pak didit 😛
    @Melz : thx ya Melz 🙂
    @Hadi : untuk saat ini saya tidak bisa berkomentar banyak, tunggu pemerintah memperbaiki infrastruktur ICT. Tapi sebagai mahasiswa kita bisa loh memeberikan pendapat… agent of change kan? 🙂
    @nollimadua : kalau mata gampang capek dan nggak punya kompie sendiri harus di print lah… tapi kalau mau beli di sekolah juga ada harga maksimal yang boleh dibebankan tuh dek 🙂

  48. parvian Says:

    @Sanny :
    1. Untuk konseksi ke daerah2, udah pernah liat iklan di TV yang masalah internet masuk desa itu?
    2. Paperless yah? sekarang hutan semakin gundul ini 😦
    3. Menggunakan komputer dengan efektif dan efisien 🙂

    vote Sani for the next President!!! 🙂 ( ups… )

  49. zHaa Says:

    aslm………

    yupz…….bagoez bgt.emang dah saatnya Indonesia cinta pohon…hohoho…brarti kalo like that tiap orang d Indonesia kudu punya komp……padahal..Indonesia kan terkenal dengan negara miskin,gmn dengan yang kalangan bawah mas??sama aja dunk,download bis tu d print..podo ae la’an..butuh kertas..

    tapi … sesuai perkembangan jaman, saatnya Indonesia bangkit,…………g trus2an terbelakang,,,

    tetep smangat !!!

  50. Nury Says:

    wah saya sangat mendukung banget terobosan pemerintah ttg BSE ini.
    Bener bgt selain mendekatkan masyarakat Indonesia dengan teknologi
    khususnya internet ini juga sebagai salah satu fasilitas penambah wawasan masyarakat selain buku tentunya. Semoga masyarakat dapat memanfaatkanfasilitas yang telah diberikan pemerintah ini dan tentunya didukung agar lebih baik lagi kedepannya.
    Dan untuk masukan bagi pemerintah agar teroboson ini merata sampai kepelosok daerah,supaya sekolah-sekolah didaerah difasilitasi dengan layanan internet. Supaya hasilnya tepat pada sasarannya
    ^_^

  51. yunus Says:

    assalam.
    e-book memang terobosan yang bagus dalam pendidikan, tetapi lebih baik kita melihat kondisi negara kita sekarang. Terutama listrik, Indonesia sedang mengalami krisis listrik, dimana PLN sebagai penyedia listrik utama belum dapat mengakomodasi peningkatan konsumsi listrik sepenuhnya. Di lain pihak, sekarang sedang maraknya ICT, tetapi itu semua memerlukan listrik. Logikanya semakin meningkat ICT ( terutama penggunaan komputer ) maka semakin meningkat pula konsumsi listrik. Saat ini, PLN aja sudah kewalahan dan masih sering terjadi pemadaman bergilir di berbagai daerah. Uniknya, ketika PLN sedang gencar-gencarnya mencanangkan program hemat listrik, tetapi malah dengan pengadaan e-book bisa dipastikan konsumsi listrik meningkat.

    E-book memang ide yang bagus, dimana mencerminkan perpindahan ke jaman digital. Sayangnya, penyediaan listrik di Indonesia masih memprihatinkan. Agar tdk terjadi bottle neck maka peningkatan listrik juga harus menjadi perhatian kita juga.

    Di samping masalah kekurangan listrik, dari sumber departemen energi dan sumber daya mineral menyebutkan bahwa rasio elektrifikasi di Indonesia hanya baru sekitar 63%, yang bearti masih adalah sekitar 37% penduduk Indonesia yang masih belum tersentuh listrik. Sehingga masih banyak penduduk Indonesia yang masih belum bisa menikmati e-book. Memang sebaiknya diadakan pemerataan listrik dahulu sehingga daerah pelosok tidak tertinggal jauh dengan daerah maju sehingga tidak menimbulkan gap yang besar dalam pendidikan.

    E-book bagus ke depannya untuk diterapkan ke dalam sektor pendidikan apabila semua penduduk Indonnesia telah siap. Sehingga untuk saat ini secara umum peran buku cetak blom bisa digantikan.

    Mohon maaf, bila cuman ngomentari aja. Ngomong2 saya dari teknik elektro sehingga commentnya lebih nyangkut ke Elektronya daripada TInya. hehe. Walaupun begitu bidang kita saling berhubungan dan mendukung sehingga tidak bisa dipisahkan begitu saja.

    Sekian dahulu, Mohon maaf jika ada kesalahan.

    Maju bangsa Indonesia !! Ganbatte kudasai

  52. Thanks a lot for you! I win this competition… « Parvian’s Weblog Says:

    […] Buku Sekolah Elektronik Gratis untuk Siswa-Siswi Indonesia […]

  53. Mikail Says:

    Hebat !!!
    Saya salut dengan inovasi mas Parvian.
    Teruskan sharing inovasi pada rekan2 yang lain…
    Maju Indonesiaku jika ada bibit2 unggul yang terus memperhatikan kemajuan bangsa.

    @Mikail
    Yah, dalam bidang keilmuan, berbagi memang sudah seharusnya untuk dilakukan mas 🙂


Leave a comment